web 2.0
Please enjoy your time :)

Friday, December 11, 2009

Saya Sadari Kontroversi Itu

Presiden Obama Menerima Piagam Hadiah Nobel Perdamaian
Jumat, 11 Desember 2009 | 03:49 WIB

Oslo, Kamis - ”Saya menyadari kontroversi akibat kemurahan hati Anda menganugerahi saya hadiah ini. Pertama, saya baru di awal karier. Faktor lain adalah akibat peran saya sebagai komandan utama di negara yang dihadapkan pada dua perang (Irak dan Afganistan).”
Demikian Presiden AS Barack Obama saat berpidato di Oslo, Norwegia, Kamis (10/12), pada acara penyerahan piagam Hadiah Nobel Perdamaian 2009.
Ketika diputuskan sebagai penerima Nobel, pengkritik menilai Obama belum layak karena belum membuktikan karyanya dalam perdamaian. Obama menjawab, ”Saya berterima kasih dan menerima anugerah ini dengan kerendahan hati. Saya bukan siapa-siapa dibandingkan dengan Martin Luther King, Nelson Mandela, George C Marshall, Albert Schweitzer.”
”Saya juga tidak sebanding dengan jutaan warga dunia, yang dalam diamnya telah berkorban untuk mendapatkan keadilan. Saya tidak lebih terhormat dibandingkan dengan mereka yang telah berbuat sesuatu,” kata Obama lagi.
Komite Nobel memutuskan berdasarkan pesan Alfred Nobel bahwa mereka yang memiliki inisiatif perdamaian sekalipun layak menerima Nobel di awal karier. Obama dianggap memiliki nurani untuk perdamaian dunia, demikian alasan komite Nobel.
Namun, kontroversi makin bertambah setelah dia memutuskan pengiriman 30.000 tentara tambahan ke Afganistan. Warga Afganistan dan Pakistan berang dengan penghargaan itu. ”Hadiah Nobel diperuntukkan bagi mereka yang punya prestasi, tetapi Obama adalah pembunuh,” kata Jabir Aftab, seorang teknisi yang tinggal di Peshawar, Pakistan, Kamis.
Di Kongres AS, Dennis Kucinich, juga dari Partai Demokrat sama seperti Obama, Rabu (9/12), mengajukan proposal agar Obama segera menarik tentara dari perang yang tidak perlu. ”Kita tidak boleh membebani pembayar pajak untuk perang yang tidak perlu ini,” kata Kucinich di Washington, Rabu (9/12).
Obama mewarisi perang dari pendahulunya, George Walker Bush, sebuah perang yang dilakukan setelah serangan 11 September 2001. AS di bawah Bush tidak pernah mengatasi akar dari serangan, tetapi langsung menyerang Irak dan Afganistan.
”Terasa akan ada yang luput jika saya tidak membahas ini,” kata Obama, yang mengaku di hatinya bergelut soal definisi perang walaupun terkadang perang itu diperlukan.
”Tetapi ini adalah perang yang tidak diinginkan AS.... Kita juga sadar bahwa nasib tidak bisa diterima begitu saja. Terkadang sebuah tindakan harus dilakukan walau perang itu tetap tidak bisa dibenarkan begitu saja. Karena dalam perang, beberapa orang akan membunuh dan beberapa orang lagi akan terbunuh.”
”...Jangan dilupakan, gerakan nonkekerasan tak akan menghentikan tentara Nazi. Perundingan tak akan membuat para pemimpin Al Qaeda bersedia meletakkan senjata,” kata Obama.

0 comments:

Powered By Blogger