web 2.0
Please enjoy your time :)

Wednesday, January 13, 2010

Profesor Nuklir Iran Dibunuh

Teheran, Selasa - Ilmuwan nuklir Iran, Massoud Ali Mohammadi (50), Selasa (12/1), tewas dibunuh dalam sebuah serangan bom yang sangat langka terjadi di Teheran. Media-media pemerintah langsung menuduh pelakunya adalah elemen-elemen kontrarevolusi dan adidaya Barat.

Mohammadi, profesor bidang nuklir yang mengajar di Universitas Teheran, tewas ketika sebuah bom yang dipasang di sebuah sepeda motor diledakkan dengan pengontrol jarak jauh di luar kediamannya di wilayah Qeytariyeh, utara Teheran.

Penyiar-penyiar Iran mengatakan, ”Mohammadi dibunuh dalam sebuah tindakan teroris oleh kontrarevolusi dan agen-agen dari kelompok arogan,” tanpa menyebut sumber-sumbernya. Akan tetapi, para pejabat Iran sering kali menyebut AS dan beberapa adidaya Barat sebagai kelompok ”Arogan Global”.

Jaksa Teheran Abbas Jafari Dolatabadi mengatakan kepada kantor berita ISNA bahwa Mohammadi adalah pengajar di bidang energi nuklir, khususnya fisika neutron, dan menambahkan bahwa sepeda motor bermuatan bom itu diparkir di luar kediamannya dan meledak ketika dia akan masuk ke mobilnya.

”Jajaran penegak hukum telah melakukan penyelidikan, belum ada tersangka yang ditangkap sejauh ini,” jelasnya.

Seorang saksi mengatakan, ledakan bom itu sangat kuat sehingga memecahkan kaca-kaca jendela, dan rumah-rumah serta mobil tetangganya.

Kemenlu Iran mengatakan, dari hasil penyelidikan awal terlihat adanya tanda-tanda keterlibatan AS, Israel, dan agen-agen bayarannya dalam serangan itu.

Serangan-serangan bom jarang terjadi di Iran meskipun beberapa pejabat keamanan dan anggota kelompok elite Garda Revolusi telah tewas dalam pengeboman oleh pemberontak di wilayah provinsi Sistan-Baluchistan di timur Iran.

Televisi pemerintah berbahasa Arab, Al-Alam, menyebut Mohammadi sebagai guru ”Hezbollahi”, sebuah istilah yang digunakan untuk pendukung setia rezim Iran yang terlibat dalam revolusi Islam 1979. ”Pembunuhan ini kemungkinan dilakukan oleh para hipokrit atau direncanakan oleh rezim zionis,” kata Al-Alam.

Tidak ada laporan yang mengatakan apakah Mohammadi terkait dengan program nuklir Iran, yang oleh Barat dicurigai sebagai program senjata nuklir.

Televisi Iran menayangkan cuplikan para juru bersih tengah membersihkan puing-puing dan menyirami jalan-jalan yang penuh percikan darah.

Mohammadi adalah penulis beberapa artikel mengenai kuantum dan teori-teori fisika di beberapa jurnal ilmiah, tetapi tidak tampak mempunyai peran sangat besar dalam program nuklir Iran. Dia menerima gelar doktor dari Universitas Teknologi Sharif di Teheran.

Situs proreformasi pernah memasukkan nama Mohammadi sebagai pendukung calon presiden oposisi Houssein Mousavi.

Sanksi untuk Iran

Di sela-sela perjalanan awal dari rencana perjalanan sembilan harinya ke beberapa negara Pasifik, Menteri Luar Negeri AS Hillary Rodham Clinton mengungkapkan, AS dan sekutu-sekutunya tengah mendiskusikan sanksi keuangan yang tampaknya ditujukan kepada Garda Revolusi Iran dan pemain-pemain politik lainnya di Iran jika diplomat gagal mengatasi ketegangan yang semakin meningkat dengan Iran.

”Sangat jelas bahwa ada sebuah kelompok pengambil keputusan yang kecil di Iran. Mereka itu baik dalam hubungan perdagangan maupun politik. Jika kita bisa membuat sebuah sanksi yang ditargetkan kepada mereka yang membuat keputusan-keputusan, kami rasa itulah cara yang lebih pintar untuk menjatuhkan sanksi,” jelas Hillary sambil menambahkan bahwa keputusan belum diambil.

0 comments:

Powered By Blogger